Atensi bukan Konsentrasi.


Atensi bukan Konsentrasi.

Kita masih membicarakan tentang meditasi ,dan kita sedang menyelidiki seluruh persoalan pikiran .Apabila seseorang tidak memahami akar dari semua pemikiran ,beranjak melampaui pikiran merupakan sesuatu yang mustahil.

Ada dua keadaan: otak yang berkata ‘Saya tidak tahu’ dan mencari suatu jawaban ,dan ada keadaan ‘tidak-tahu’ karena memang tidak ada jawabannya .Bila kita sudah jelas akan hal itu ,barulah kita bisa melanjutkan untuk mempertanyakan pertanyaan tentang atensi dan konsentrasi.

Setiap orang tahu apa itu konsentrasi .Seorang anak sekolahpun mengetahuinya ,tatkala ia ingin melihat ke luar jendela dan gurunya berkata, ‘Lihat bukumu’. Si anak memaksa pikirannya untuk melihat bukunya —manakala ia sendiri ingin melihat ke luar jendela— dengan begitu terjadilah konflik. Kebanyakan dari kita telah akrab dengan proses pemaksaan pikiran untuk berkonsentrasi ini .Dimana proses berkonsentrasi ini merupakan proses yang eksklusif bukan? Kalian memotongnya, kalian menutup apapun yang mengganggu konsentrasi. Makanya, dimana ada konsentrasi disana ada pengacauan. Apakah kalian mengikuti? Karena kita telah terlatih untuk berkonsentrasi —yang adalah suatu proses pengesampingan ,pemotongan ,oleh karena itu terjadi pengacauan ,dan karenanya ada konflik.

Sekarang, atensi bukan suatu proses konsentrasi dimana di dalamnya tidak ada pengacauan. Atensi merupakan sesuatu yang sepenuhnya berbeda, dan saya akan membicarakannya.

Mohon perhatikan, ini adalah suatu hal yang serius untuk dibicarakan. Datang kesini bukanlah seperti datang ke sebuah konser, ingin dihibur. Pada sisi kalian, butuh kerja luarbiasa; ini berarti masuk ke dalam tanpa merasa ingin atau tak-ingin [sukarela —pen.]. Jika kalian tidak bisa mengikutinya dengan serius, sekedar simak sajalah dengan tenang, dengarkan kata-katanya dan lupakan. Akan tetapi jika kalian masuk ke dalamnya secara mendalam, dibutuhkan sejumlah besar [perhatian], sebab bersamaan dengan saya masuk sedikit lebih dalam lagi kalian akan melihat kalau kebebasan diperlukan.

Dimana pikiran terlibat konflik, sedang berupaya, tak ada kebebasan; dan dimana ada konsentrasi dan resistensi terhadap pengacauan, juga tidak ada kebebasan. Namun apabila kita mengerti apa atensi itu, maka kitapun mulai mengerti juga kalau semua konflik telah sirna, dan oleh karenanya ada kemungkinan bagi batin untuk bebas sepenuhnya —bukan hanya permukaannya saja melainkan tataran tak-sadarnya juga, di dalam mana pemikiran-pemikiran dan keinginan-keinginan rahasia bersembunyi.

Kita sudah tahu apa konsentrasi itu .Sekarang ,apa itu atensi?

... Saya tak hendak membuat sebuah definisi; kita mempertanyakannya; dimana kita bertanya tanpa kata-kata ,yang merupakan suatu hal yang cukup sulit; kita mempertanyakannya secara negatif .Apabila kalian mempertanyakannya lewat berpikir positif maka kalian tak akan pernah menemukan keindahan dari atensi. Akan tetapi bila kalian memahami apa itu berpikir negatif —yang bukan berpikir dengan cara berreaksi, dimana otak tidak meminta suatu jawaban— kalian akan menemukan apa itu atensi...

Atensi bukan konsentrasi; di dalamnya tak ada pengacauan; di dalam atensi tidak ada konflik, tidak ada pencarian suatu akhir; dengan begitu otak ada dalam kondisi atentif, penuh perhatian ,yang berarti tiada perbatasan; ia heneng .Atensi adalah keadaan batin manakala semua pengetahuan sirna dan hanya mempertanyakan saja yang ada.

Cobalah sesekali melalui hal yang sederhana. Tatkala kalian berjalan-jalan, penuh perhatianlah. Kalian akan menemukan kalau kalian mendengar, melihat jauh lebih banyak dibanding kalau otak berkonsentrasi; sebab atensi adalah suatu keadaan tidak-tahu, dan oleh karenanya mempertanyakan. Otak mempertanyakan tanpa suatu sebab tertentu, tanpa motif tertentu —yang adalah riset murni, yang adalah kualitas dari pikiran yang benar-benar ilmiah. Ia boleh jadi punya pengetahuan namun pengetahuan itu tidak bertentangan dengan sikap mental mempertanyakan itu. Oleh karenanyalah batin yang penuh perhatian bisa berkonsentrasi; akan tetapi konsentrasi disini bukanlah suatu resistensi, bukanlah sebentuk pengesampingan ....

Jadi, beranjak dari sana, dari keadaan atensi adalah batin yang tidak dipenuhi oleh informasi, pengetahuan, pengalaman; ini merupakan suatu keadaan batin yang hidup di dalam ‘tidak-tahu.’ Ini berarti otak, pikiran sepenuhnya sudah melepaskan semua pengaruh, setiap perintah, setiap sanksi; ia telah memahami otoritas ,telah membuang ambisi ,iri-dengki ,keserakahan ...

________________________
Dicuplik dan diterjemahkan dari: SAANEN, 7TH PUBLIC TALK ,8 th August 1961 .Edisi sebelumnya bisa dibuka di: http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/22937.

Atensi bukan Konsentrasi. Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar