Egoisme bisa mengambil banyak wujud ...

Egoisme bisa mengambil banyak wujud ...


Hawa-nafsu, egoisme, iri-hati, kesombongan dan kebencian
telah terlanjur mengakar dalam.
Jika Anda memotong cabang-cabang pohon,
mereka akan tumbuh lagi setelah beberapa lama.
Begitu pula halnya pemikiran-pemikiran yang demikian itu,
walau telah  ditekan atau menipis untuk sementara waktu,
akan memanifestasikan dirinya lagi setelah beberapa lama.
Mereka harus benar-benar dibasmi melalui usaha keras,
perenungan Diri-jati, meditasi, dan lain-lain.

~ Sri Swami Sivananda Sarasvati.

Disamping yang paling dikenal, yakni egoisme pribadi, egoisme sebetulnya bisa mengambil banyak wujud. Ia bisa mengambil wujud egoisme keluarga atau klen, egoisme kaum atau kelompok, egoisme etnis, egoisme bangsa, egoisme ras, egoisme jender, egoisme agama atau kepercayaan, bahkan egoisme umat manusia dan yang lainnya.

Egoisme keluarga misalnya, ia antara lain bisa berkata: “ Benar atau salah ,baik atau buruk ,ia adalah keluargaku ”.Egoisme kaum misalnya ,bisa berkata : “ Kita harus mendukung perjuangan kaum buruh yang selalu terposisikan sebagai pihak yang lemah di negeri ini ” .Ketika Bali menjadi bulan-bulanan teroris Islam dari etnis Jawa misalnya ,banyak orang Bali yang berniat membatasi orang-orang Jawa untuk tinggal dan mencari nafkah di Bali .Ini menunjukkan menguatnya egoisme etnis ,ketika suatu etnis minoritas dizolimi oleh yang mayoritas .Ketika banyak TKW yang dianiaya di Arab dan di negara-negara Timur Tengah lainnya ,bermunculan kelompok-kelompok untuk memperjuangkan hak-hak mereka ,ini menunjukkan kuatnya egoisme kebangsaan .Dan seterus ....

Sedikit contoh-contoh tadi menunjukkan kalau egoisme bisa mengambil banyak wujud dalam beraneka kemasan. Ini jelas jauh melebihi apa yang umumnya dikenal orang —egoisme pribadi itu.  Seseorang bisa saja tampak tidak punya egoisme pribadi, tapi luarbiasa kuatnya egoisme kelompoknya; atau, seseorang bisa saja tampak tak punya egoisme pribadi dan egoisme kelompok tapi luarbiasa kuatnya egoisme kebangsaannya —yang mengambil kemasan rasa nasionalisme itu. Dan seterus ....

Sejauh ego telah menyatu atau telah identik dengan keberadaan kita, pengikisan egoisme akan terasa sebagai suatu mekanisme pemusnahan-diri, yang sama-sekali berlawanan dengan mekanisme alamiah —yang sangat naluriah sifatnya. Dan ini, tentu luarbiasa menakutkan bagi kebanyakan orang. Jangankan seorang anak manusia, seekor semutpun punya mekanisme naluriahnya untuk bertahan hidup, untuk tetap mempertahankan diri, untuk tetap melangsungkan kehidupannya di muka bumi ini.

Akan tetapi, selama seseorang memang bertekad mengikis egoisme —yang telah sedemikian lamanya membuntuti setiap kelahirannya— dalam kelahirannya ini juga, mewaspadai dorongan dari dalam yang memunculkan bentuk-bentuk egoisme itu menjadi suatu keharusan. Ia harus mengetahui kalau egoisme selalu bergandengan dengan rasa kepemilikan, dengan sikap posesif. Mereka tiada terpisahkan, ibarat sebuah benda dengan bayang-bayangnya.

Dimana hadir sikap posesif, disana pasti ada egoisme; dimana bersemayam egoisme, besarnya rasa kepemilikan tak terhindari. Waspadalah Sahabat!

Bali, Senin, 17 Desember 2007.
___________________________
Baca juga : “Egoisme ,Musuh-besar umat manusia” ,“Seberapa egoiskah saya?” ,“ Menghantam telak egoisme di jantungnya ” ,dan yang lainnya .Edisi sebelumnya bisa dibuka di : http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/19846.

Egoisme bisa mengambil banyak wujud ... Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar