Yang mana menggerakkan Anda selama ini?
Memang selalu sulit untuk tetap sederhana dan jernih.
Dunia memuja-muja kesuksesan;
semakin besar kesuksesan, semakin bagus...
semakin banyak audiensnya, semakin besar pula si pembicaranya dianggap...
Kesederhanaan telah hilang.
~ J. Krishnamurti.
Kalau keinginan yang menggerakkan seseorang, ia tak akan pernah merasa cukup; oleh karenanya ia akan selalu sibuk mencari dan mencari ... menimbun dan menimbun; oleh karenanya ia tamak, serakah. Ia tak mengerti apa itu cukup. Tumpukan keinginan yang menggunung, yang tiada pernah habis-habisnya itulah yang di permukaan terekspresi sebagai keserakahan.
Sedangkan, kalau yang menggerakkan seseorang adalah keperluan, jelas ia tak akan sesibuk itu. Ia akan lebih kalem, tidak ngoyo; karena ia tidak merasa perlu menimbun, karena ia hanya mencari sebatas keperluannya saja, walau ia tak serba kekurangan. Terorientasi ada keperluan, tidak membuatnya serakah. Ia mengerti apa itu cukup, dan hanya akan mencari secukupnya. Oleh karenanya pula kehidupannya akan lebih tenteram dibanding yang sebelumnya, walau ia bisa saja masih tampak terburu-buru.
Lain lagi halnya dengan yang digerakkan oleh kebutuhan. Dibanding dua sebelumnya, yang digerakkan oleh kebutuhan tak akan pernah terburu-buru, walaupun tak berarti harus lamban. Ia tak merasa perlu menimbun apapun. Ia bisa saja sangat gesit, cermat, seksama, namun tidak terburu-buru. Ia sangat memahami apa itu cukup, mencari dan menikmati secukupnya; oleh karenanyalah ia sangat mampu menjalani pola-hidup sederhana, namun tetap merasa tenteram karena merasa berkecukupan.
Keserakahan tak akan pernah membiarkan siapapun merasakan ketenteraman hati. Keserakahanlah —bukan sekedar keserakahan akan harta-benda, atau bentuk-bentuk materi lainnya, namun ambisi untuk meraih sukses di segala bidang kehidupan seperti: prestasi, popularitas atau kemasyuran, pangkat atau jabatan, posisi terhormat dalam komunitas Anda dan yan lainnya, bahkan keinginan untuk merasa tenang dan tenteram— yang selama ini membuat Anda tak kian menikmati apa itu ketenteraman hati. Dialah sumber gejolak dan gelora di dalam, dia jualah sumber konflik internal —yang mau-tak-mau, cepat atau lambat, bermuara pada konflik eksternal.
Nah...sekarang, cobalah periksa kembali: yang mana yang menggerakkan Anda selama ini? Kebutuhankah? Keperluankah? Atau malah keinginan Anda yang tiada habis-habisnya itu? Periksalah sahabatku ...
Bali, Senin, 01 Februari 2010.
thanks pencerahannya
BalasHapus